Menyambut Raja Smartphone Baru


Dengan Menyambut Raja Smartphone Baru "Never say Never", kata Justin Bieber. Itulah fakta yang ada di dunia teknologi saat ini, khususnya untuk pasar smartphone. Jika beberapa tahun ini, pasar smartphone dunia masih didominasi oleh platform Symbian, lain halnya dengan tahun 2011. Kini smartphone Android merajai pasar smartphone dunia dengan pangsa pasar lebih dari 43%. Hal ini tentunya dipicu oleh keputusan Nokia untuk beralih ke platform Windows Phone sebagai platform baru untuk produk smartphone di masa mendatang.

Keperkasaan penjualan smartphone terlihat jelas pada angka-angka penjualan di kwartal kedua tahun 2011. Volume penjualan smartphone meningkat 74%, jika dibandingkan di kwartal yang sama tahun 2010, dan memberikan kontribusi penjualan mencapai 25% atau naik 17% dibanding tahun 2010. Angka yang fantastis inilah yang mendasari banyak analis untuk memprediksi bahwa di tahun 2015, jumlah smartphone yang dijual akan mencapai 1 milyar unit dan akan lebih banyak smartphone yang terjual dibanding ponsel biasa (atau sering disebut feature phone).

Tapi untuk di Indonesia, peta kekuatan sedikit berbeda. BlackBerry masih menjadi pemimpin smartphone di sini, diikuti oleh Symbian dan Android. Nah, kira-kira siapakah yang akan menjadi pemimpin smartphone di Indonesia, setidaknya untuk satu tahun ke depan?

BlackBerry
Popularitas BlackBerry di Indonesia boleh dibilang cukup mengagumkan. Paket layanan BlackBerry Internet Service dengan harga yang terjangkau dan murah, jika dibandingkan negara lain, membantu suburnya pertumbuhan komunitas pengguna smartphone yang awalnya dirancang untuk kebutuhan korporat ini. Tapi ada beberapa indikasi keperkasaan BlackBerry akan memudar, seperti produk mendatang yang kurang greget dan lama hadir di pasar,  Playbook yang tidak sehebat iklannya, kondisi keuangan yang jauh di bawah ekspektasi, penurunan tajam harga saham RIM, serta minimnya aplikasi di BlackBerry App World. Hal ini tercermin dari turunnya pangsa pasar BlackBerry dari 18.7 persen menjadi 11.7 persen di seluruh dunia, walaupun berhasil menjual lebih banyak handset di kwartal ini.

Untuk dapat mempertahankan posisinya, RIM sepertinya harus menghadirkan inovasi baru di luar kebutuhan bisnis yang juga tergerogoti oleh dua platform pesaingnya tersebut.

Symbian
Dari sisi total jumlah pengguna, Symbian masih merajai untuk saat ini. Pengumuman mengenai peralihan portofolio smartphone Nokia dari Symbian ke Windows Phone sudah terasa dampaknya, terbukti dari penurunan tajam penjualan smartphone Nokia berbasis Symbian. Melihat perkembangan Symbian dan keputusan Nokia untuk meninggalkan platform ini, sepertinya dalam 1 tahun, pengguna Symbian akan semakin menyusut drastis sebelum akhirnya mengikuti jejak PalmOS.

iOS
Hanya ada dua perangkat yang menggunakan software iOS yang dipasarkan, yaitu iPhone 3GS dan iPhone 4. Meskipun begitu, Apple berhasil menempati ranking ketiga sebagai produsen smartphone terbesar di dunia, dengan meraup 18.2 persen pangsa pasar smartphone, naik 3.9% dibanding kwartal yang sama tahun lalu. Rahasia kesuksesannya tidak terletak pada spesifikasi dan desain saja, tapi pada kematangan ekosistem platform iOS yang ditandai dengan tersedianya ratusan ribu aplikasi. Tidak hanya unggul dalam hal jumlah, tapi berbagai aplikasi terbaik untuk smartphone dapat ditemukan di platform ini.

Jumlah produk yang dapat dihitung jari membuat Apple dapat menyajikan pengalaman pengguna yang konsisten. Tapi kelebihan itu juga menjadi kekurangan iPhone. Ditambah dengan harganya yang tinggi, Apple iPhone masih tetap terbatas untuk kalangan menengah ke atas. Desain iPhone yang hanya mengakomodasi touchscreen juga membatasi jangkauan pasarnya. Jika Apple mengeluarkan iPhone versi “hemat” namun berkualitas, pangsa pasarnya diprediksi akan meningkat.

Android
Platform smartphone keluaran Google ini berhasil mencatat lompatan fantastis, dari rengkuhan pasar 17.2% menjadi 43.4% dibanding kwartal yang sama tahun 2010. Salah satu faktor kunci kesuksesannya adalah banyaknya brand yang memasarkan ponsel pintar berbasis Android. Samsung, misalnya, berhasil menjual 1 juta unit Galaxy S II hanya di Korea dalam waktu kurang dari 2 bulan. HTC juga meraih kenaikan penjualan yang hampir dua kali dibanding tahun 2010 lalu. Begitu juga dengan Sony Ericsson dan Motorola yang terselamatkan dari kebangkrutan berkat kemunculan platform Android. Belum lagi vendor-vendor lokal di berbagai negara yang ingin turut mencicipi kue Android yang semakin manis.

Kelebihan Android terletak pada ketersediaan pilihan perangkat yang beragam pada berbagai tingkat harga dan spesifikasi. Sayangnya, pilihan yang beragam itu juga berarti bahwa pengalaman pengguna akan bervariasi, tergantung dari kombinasi hardware dan versi software yang digunakan.

Untuk pasar Indonesia, penobatan Android sebagai raja smartphone sepertinya juga tinggal menunggu waktu. Ini terbukti dengan semakin manisnya penjualan ponsel berbasis layar sentuh di tanah air. Untuk platform lainnya, tampaknya akan sulit menghentikan laju pertumbuhan Android dan mungkin harus puas berebut posisi kedua. Untuk di Indonesia, supremasi ponsel Android masih dipegang nama-nama besar seperti Samsung dan Sony Ericsson, dibayangi HTC, Motorola dan merek-merek lokal lainnya.

Platform lain
Untuk platform yang lain seperti Windows Phone, Bada, dan Meego, sepertinya masih harus mengejar banyak hal. Salah satunya adalah ketersediaan produk. Windows Phone tampaknya menjadi platform alternatif yang paling menjanjikan, mengingat adanya dukungan dari Nokia. Untuk Bada, mungkin akan meningkat tapi hanya pada kalangan terbatas, apalagi jika Samsung tidak melakukan edukasi pasar. Sedangkan Meego masih belum stabil sebagai platform dan sering diterjang berbagai kabar miring mengenai kelangsungan pengembangannya. 
Total 1795 people found the following post helpful:
Menyambut Raja Smartphone Baru
with Average Rating 5.3 / 7